Rabu, 20 Oktober 2010

Maskot HSU

1. Itik/Bebek
Patung Itik
Pada umumnya orang mengenal itik alabio, yang sebenarnya sentral penetasan dan peternakannya terdapat didesa mamar. Desa ini terletak sekitar 5 Km dari kota Amuntai. Dimana didesa ini mayoritas masyarakatnya beternak itik dan menetaskan telur itik. Dalam satu bulan ratusan ribu anak itik ditetaskan didesa ini, untuk selanjutnya dipasarkan. Adapun sebutan itik alabio karena tempat pemasaran utamanya terdapat di alabio kecamatan Sungai Pandan.

Itik mamar sudah merambah pasar nasional, bibit-bibit itik ini dipasarkan sampai keluar provinsi kalimantan selatan. Harga itik dipatok

dari besarnya permintaan , perband
ingan antara itik jantan dengan itik betina sangat jauh

, dimana harga itik betina mencapai 300% sampai 400% lebih mahal dari itik jantan.


Adapun cara penetasan nya ada dua cara:
  • Dengan cara menggunakan mesin dengan panas lampu yang sudah otomatis.
  • Dengan cara tradisional, yaitu menggunakan peti atau yang disebut dengan “Barunjung”, yang dilapisi dengan sekam padi.
Satu lagi kalau kita berkunjung kekota ini. Yaitu jangan lupa untukmenyantap itik panggang . Itik panggang merupakan makanan favorit dikota ini. Tidak jarang orang dari luar kota berkunjung ketempat ini hanya unuk menyantap itik panggang kahs kota amuntai. Walaupun didaerah lain terdapat rumah makan yang menyediakan itik panggang, namun rasa itik panggang kota amuntai lebih lezat dan nikmat, harganya pun tidak terlalu merogoh kocek kita dalam-dalam.

2. Kerbau Rawa
Kerbau Rawa
Ada lagi fauna khas kota ini, yaitu “ Kerbau Rawa”,atau dengan sebutan masyarakat setempat dikenal dengan sebutan “Hadangan”. Disebut kerbau rawa karena daerah peternakan dan pemeliharaannya didaerah rawa ( Perairan). Hampir 80% wilayah Amuntai adalah lahan rawa.

Tempat peternakan terbesar kerbau rawa ini terdapat di kecamatan Danau Panggang, sekitar 25 Km dari kota amuntai. Di kecamatan ini terdapat beberapa desa peternak kerbau rawa, diantaranya desa sapala dan ambahai . Jumlah kerbau yang diternakkan berjumlah puluhan sampai ratusan ekor, melebihi dari jumlah penduduk disatu desa tersebut.

Kerbau – kerbau dilepas dari kandanganya dari pagi hari . Kerbau-kerbau dilepas tanpa tali ikatan dilehernya, dengan kata lain dilepas bebas. Tapi tentu saja dengan pengawasan gembala gembalanya. Pengembala kerbau menggunakan sampan ( jukung ). Pada sore hari kerbau-kerbau tersebut di bawa kembali kekandangnya oleh para gembala tadi.

Kandang pada masyarakat setempat dikenal dengan sebutan “ Kalang”. Kandang / Kalang terbuat dari balok-balok kayu ulin yang disusun-susun dan ditanjapkan ketanah, pada malam hari kerbau tidur dikandang tanpa ada atap perlindungan yang memadai,kerbau termasuk hewan yang tahan terhadap cuaca dingin, dikarenakan mungkin karena kulit kerbau yang tebal.

Kedua binatang ini dijadikan maskot kota amuntai, bahkan di kota amuntai terdapat dua ekor patung itik yang sangat besar dan dua ekor patung kerbau.

Kredit: Pemda HSU

0 komentar:

Posting Komentar

Photobucket Photobucket Photobucket>